Penjual Buah

Waktu menunjukkan pukul 19.00, tapi suasana pasar Keputran sudah penuh sesak dengan para pedagang sayur yang menanti pembeli. Pasar Keputran telah menjadi pusat sayur mayur di Surabaya, berbagai sayur mayur dari penjuru Jawa Timur dikirim ke pasar ini. Belasan tahun lalu, beberapa pendatang mencoba mencari peruntungan dengan berjualan di luar pasar. Pembeli yang menemukan komoditas sama dengan harga seperti di dalam Pasar Keputran akhirnya memilih berbelanja di luar. Pedagang di dalam Pasar Keputran yang merasa tersaingi pun memilih berjualan di lapak di luar pasar.

Tidak hanya pedagang sayur saja yang menggantungkan nasib mereka dari keberadaan Keputran, seperti pedagang buah yang mangkal di depan pasar misalnya, sebelum menjadi penjual buah di Surabaya, pria kelahiran Madura ini bekerja sebagai tukang kayu dengan penghasilan bersih 20 – 35 ribu rupiah/hari, merasa penghasilannya tidak lagi dapat mencukupi kebutuhan keluarga, bapak ini nekat merantau ke Surabaya. Dan, Alhamdulillah dengan pendapatan bersih 50 ribu/hari kebutuhan hidup keluarga di Madura bisa tercukupi, tapi hal ini harus dibayar dengan jarangnya dia bertemu dengan keluarga, Idul Fitri, Idul Adha, dan Maulud Nabi telah menjadi jadwal tetap untuk beliau bisa pulang dan bertemu dengan keluarga. Tetapi dia khawatir dengan rencana relokasi yang belakangan terdengar…<teguh>

Leave a comment